Volume 06 Issue 10 October 2023
1Nesa Anandia Sabrina, 2Dr. Joko Setiyono, S.H., M.Hum
1,2Master of Law, Faculty of Law, Diponegoro University, Indonesia
DOI : https://doi.org/10.47191/ijsshr/v6-i10-19Google Scholar Download Pdf
ABSTRACT
The conflict that arises is related to the abuse of authority by government officials in Indonesia. The problem that can be analyzed is to analyze it from a criminal law perspective related to examining the abuse of authority by government officials in corruption cases. This research uses a normative juridical research approach. The decisions and/or actions of government officials as objects of examination for abuse of authority in the Administrative Court (PTUN) are decisions and/or actions that involve administrative errors and result in state losses, as well as deviations in the criminal process. Therefore, in conclusion, the provisions in Article 21 of the Administrative Law can provide certainty regarding whether or not there is an abuse of authority by government officials in making decisions from an administrative perspective without necessarily involving corruption cases.
KEYWORDS:Administrative Law, Abuse of Authority, Corruption
REFERENCES1) Adji, Indriyanto Seno. (2009). Korupsi dan Penegakan Hukum, Cetakan Pertama, Jakarta: Diadit Media. Anggoro F. Pengujian Unsur Penyalahgunaan Wewenang Terhadap Keputusan Dan/Atau Tindakan Pejabat Pemerintahan Oleh PTUN. Jurnal Fiat Justitia.Vol 10 No 4 Oktober-Desember.
2) Busroh A. (2001). Ilmu negara. Jakarta. Bumi Aksara.
3) Darumurti, Krishna D. (2012). Kekuasaan Diskresi Pemerintah, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti. Hadjon, Philipus M. et.al. (2011). Hukum Administrasi dan Tindak Pidana Korupsi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
4) --------. (1987). Perlindungan Hukum Bagi Rakyat di Indonesia. Cetakan Pertama. Surabaya: PT Bina Ilmu.
5) Khaelan, (2013). Negara Kebangsaan Pancasila Kultural, Historis, Filosofis, Yuridis, dan Aktualisasinya. Yogyakarta. Paradigma.
6) Marbun, SF. (2013). Hukum Administrasi Negara II. Cetakan Pertama. Yogyakarta: FH UII Press. Mangunsong P, (2001). Pembatasan Kekuasaan Melalui Hukum Administrasi Negara. Cetakan I Yogyakarta: UII Press.
7) Permana dan Tri Cahya Indra. (2016). Catatan Kritis Terhadap Perluasan Kewenangan Mengadil Peradilan Tata Usaha Negara. Yogyakarta: Genta Press.
8) Pudyatmoko S. (2021). Pemberlakuan Ketentuan Pasal 21 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 dalam Penanganan Korupsi. Jurnal Veritas et Justitia. Vol 7 No.2.
9) Rini, N. S. (2018). Penyalahgunaan kewenangan administrasi dalam Undang-Undang Tindak Pidana Korupsi. Jurnal Penelitian Hukum De Jure. Vol. 18 No 2.
10) Saputra, M. Nata. (1988). Hukum Administrasi Negara. Jakarta: Rajawali Press. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 Tentang Administrasi Pemerintahan.
11) Usfunan. Johannes. (2002). Perbuatan Pemerintah yang Dapat Digugat. Cetakan Pertama. Jakarta: Djambatan.
12) Wiryono, R. (2007). Hukum Acara Peradilan Tata Usaha Negara. Cetakan Pertama. Jakarta: Sinar Grafika.
13) Yasin, M., et al. (2017). Anotasi Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan. Jakarta: Universitas Indonesia-Center for Study of Governance and Admninistrative Reform (UICSGAR).