January 2024

Volume 07 Issue 01 January 2024
The Role of Visum Et Repertum as Evidence in The Crime of Rape
Dr. Drs. Muzakkir, SH.,MH.,M.Pd.,CPM.,CPArb.,CPCL.,CPCLE
DOI : https://doi.org/10.47191/ijsshr/v7-i01-65

Google Scholar Download Pdf
ABSTRACT

A letter was issued by officials after conducting a post-mortem examination, wherein they took an oath of office in accordance with legal provisions. It's important to note that a post-mortem is a documented report created by doctors, responding to the authorities' request in the pursuit of justice (pro justicia). This report details observations and findings from examining evidence, adhering to the timing of taking the oath, and relying on the doctors' best knowledge.

KEYWORDS:

Visum et Repertum

REFERENCES
1) Afnil Guza, SS, Undang-Undang Mahkamah Agung, Jakarta: Asa Mandiri, 2009, hal.89.

2) R, Soepamono, Keterangan Ahli & Visum et Repertum Dalam Aspek Hukum Acara Pidana, Bandung: Mandar Maju, 2011, hal.l.

3) Ibid, hal. 8.

4) Moeljatno, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, Jakarta: Bumi Aksara, 2011, hal. 105.

5) Abdu Salam, Forensik, Jakarta : Restu Agung, 2006, ha1.57.

6) Moeljatno, Op.cit, ha1.105.

7) Kitab Undang-undang Hukum Pidana & Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana, Surabaya : Kesindo Utama, 2013, hal. 252.

8) Ibid, hal. 190. 9. Ibid, hal. 254. 10. Ibid, ha1.189.

9) R. Subekti, Hukum Pembuktian, Jakarta: Pradnya Paramita, 1985, hal. 1.

10) Harahap, M. Yahya, Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP edisi kedua., Jakarta: Sinar Grafika, 2008, hal. 273.

11) Darwan Prinst, Hukllm Acara Pidana dalam praktik, Jakarta: Djambatan, 2002, hal.137.

12) R. Atang Ranoemihardja, Ilmu Kedokteran Kehakiman (Forensic Science) Edisi Kedua, Bandung : Tarsito, 1983, hal. 10

13) Waluyadi, Ilmu Kedokteran Kehakiman Dalam Perspekti/Peradilan dan Aspek Hukum Praktik Kedokteran, Jakarta: Djambatan, 2000, hal.26.

14) Ibid, hal. 32.

15) R. Atang Ranoemihardja, Op.cit, hal. l8

16) Ibid. hal.21.

17) Kitab Undang-undang Hukum Pidana & Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana, Op.cit, ha1.234.

18) Tolib Setiady, Pokok-Pokok Ilmu Kedokteran Kehakiman, Bandung : Alfabeta, 2009, hal.41.

19) Loc. cit.

20) Loc.cit. 23. Loc.cit.

21) Loc.cit.

22) Zulhasmar Syamsu, Wawancara Pribadi, Departemen Ilmu Forensik dan Medikolegal RS. Cipto Mangunkusumo Jakarta: 16 Desember 2012.

23) Loc. cit.
BOOKS:
1) Chazawi, Adami, Pelajaran Hukum Pidana bagian 1, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007.

2) Hamzah, Andi, Hukum Acara Pidana, Jakarta: Sinar Grafika, 2001.

3) Kansil, C.S.T, Latihan Ujian Pengantar Hukum Indonesia, Jakarta: Sinar Grafika, 1999.

4) prinst, Darwan, Hukum Acara Pidana dalam praktik, Jakarta: Djambatan, 2002.

5) Ranoemihardja, R, Atang, Ilmu Kedokteran Kehakiman (Forensic Science) Edisi Kedua, Bandung: Tarsito, 1983.

6) Salam, Abdu, Forensik, Jakarta: Restu Agung, 2006.

7) Setiady, Tolip, Pokok-Pokok flmu Kedokteran Kehakiman, Bandung : Alfabeta, 2009.

8) Shinta, Dewita, Hayu Posisi Perempuan dalam RUU KUHP, Jakarta: LBH APIK Jakarta dan Alumni Nasional Reformasi, 2007.

9) Soeparmono, R, Keterangan Ahli & Visum Et Repertum Dalam Aspek Hukum Acara Pidana, Bandung : Mandar Maju, 2011 .

10) Soekanto, Soerjono, Pengantar Penelitian Hukum, Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta, 1986.

11) Subekti, R, Hukum Pembuktian, Jakarta :Pradnya Pararnita, 1985.

12) Waluyadi, Ilmu Kedokteran Kehakiman Dalam Perspektif Peradilan dan Aspek Hukum Pramk Kedokteran, Jakarta: Djambatan, 2000.

13) Was ito, Hermawan, Pengantar Metode Penelitian, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1997.

14) Yahya, Harahap, M, Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP, Jakarta: Sinar Grafika, 2008.

15) Kitab Undang-undang Hukum Pidana

16) Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana

17) Undang-Undang No.5 Tahun 2004 perubahan atas Undang-Undang No. 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung
Volume 07 Issue 01 January 2024

Indexed In

Avatar Avatar Avatar Avatar Avatar Avatar Avatar Avatar Avatar Avatar Avatar Avatar Avatar Avatar Avatar Avatar